Intelektual Sukses Berkarakter Pemberi Solusi Masalah

Sep 08, 2022

Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof.Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec menyatakan intelektual yang lulus dari perguruan tinggi dikategorikan sukses ketika mereka bisa mensinergikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah, dan problem-problem sosial dalam masyarakat “Langkah besar lulusan suatu perguruan tinggi adalah melengkapi ilmu pengetahuan yang yang diperoleh di kampus dengan mengaplikasikan kemampuan diri dengan cara bersinergi-kolaborasi dalam team melalui komunikasi yang baik, dan membiasakan diri berpikir kritis, logis, rasional, dan menjadi problem solver bagi persoalan di tengah masyarakat,” kata dia Sabtu (3/9/2022). Pendapatnya disampaikan pada pidato wisuda sarjana baru lulusan UWM period eke-61, yang dilaksanakan di Kampus “Baru” Terpadu di Jalan Tata Bumi Selatan, Jl. Tatabumi Selatan, Banyuraden, Gamping, Sleman. Prof Edy Suandi Hamid menambahkan, lulusan perguruan tinggi jangan berhenti dalam menggagas ide-ide baru saat berada di tengah masyarakat. “Sebagai lulusan perguruan tinggi, sikap kreatif-inovatif dalam melahirkan ide-pemikiran bahkan yang berisiko sekalipun dengan tetap memperhitungkannya secara matang, harus terus diterapkan dalam keseharia.” Sebaliknya seorang sarjana harus menghindari sikap angkuh dan sombong dalam berinteraksi dengan masyarakat. “Menumbuhkan kecerdasan emosi sehingga lahir empati yang memiliki kepedulian pada manusia dan kemanusiaan, itu menandakan sukses intelektual.” Berkah terselubung Berkaitan dengan transisi dari pandemic ke pasca pandemic,Prof Edy Suandi Hamid menyebut terdapat berkah terselubung (blessing in disguise). Pandemi Covid-19 mengubah banyak cara manusia dalam menjalani kehidupannya.Umumnya orang Indonesia, perjumpaan secara fisik menjadi budaya dalam membangun relasi antarmanusia, tetapi pandemic memaksa orang menjadi jarak untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Dua tahun pandemi Covid-19 bagi sivitas akademika UWM, menurut dia, menjadi blessing in disquise dalam transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. “Hari ini kita semua relatif familiar dengan teknologi informasi yang menjadi penjembatan kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Penggunaan teknologi informasi menjadi alat bantu manusia dalam mendorong akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan.” Terdapat juga dampak negative dari pandemic, kata dia, berupa turunnya jumlah mahasiswa baru di setiap perguruan tiggi akibat beban ekonomi masyarakat. “Ini menjadi pekerjaan rumah bersama mengingat pendidikan adalah jalan emas peningkatan SDM Indonesia.Semoga dengan pembangunan Kampus Terpadu ini akan berdampak secara signifikan pada PMB tahun berikutnya.” Wisudawan Dia mengajak kepada wisudawan dengan terus bergerak dan bangkit bersama –sivitas akademika, alumni, dan masyarakat- dalam irama yang padu bagi UWM. Terdapat sebanyak 162 wisudawan/wisudawati dari 10 prodi di UWM. Mereka yang lulus 20 orang dari Prodi Manajemen, 16 orang Prodi Akuntansi, 1 orang Prodi Kewirausahaan, 80 orang Prodi Hukum, 15 orang Prodi Administrasi Publik, 2 orang Prodi Sosiologi, 8 orang Prodi Arsitektur, 16 orang Prodi Teknik Industri, dan 4 orang Prodi Teknologi Pangan. Dari 162 wisudawan/wisudawati tersebut, 48 wisudawan atau 29.63 % di antaranya memperoleh predikat cumlaude, dengan Indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi 3,93 (tiga koma sembilan puluh tiga) atas nama Reza Apriyanto dari Fakultas Ekonomi. Waktu tempuh studi tercepat yaitu 3 tahun 10 bulan, dan rata-rata masa studi 4 tahun 3 bulan serta indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata 3,37 (tiga koma tiga pulu h tujuh). Wisudawan termuda adalah Irgal H. F. Togolo umur 20 tahun 11 bulan 12 hari dari Fakultas Hukum, sedangkan wisudawan tertua adalah Sri Rahajeng Purbandari umur 64 tahun 5 bulan 10 hari dari Fakultas Hukum. “Dengan wisuda kali ini, maka jumlah lulusan UWM berjumlah 9.479 orang,” kata Prof Edy Suandi Hamid.